Data Driven Development dan Design Driven Development adalah dua pendekatan utama dalam bidang pengembangan produk digital. Meskipun setiap strategi memiliki kegunaannya tersendiri, menemukan strategi yang ideal memerlukan pemahaman yang mendalam tentang kondisi project secara luas dan kebutuhan pelanggan. Disini, kita akan membahas fitur dari setiap pendekatan dan menjelajahi bagaimana menemukan keseimbangan yang tepat antara data dan design.
Data Driven Development menekankan penggunaan pengalaman data secara kuantitatif dan analisis untuk memandu pengambilan keputusan sepanjang siklus hidup pengembangan produk. Sedangkan, Design Driven Development adalah kunci untuk mengintegrasikan keterlibatan pelanggan, tampilan interface, dan pemahaman design untuk mencapai tujuan pengembangan.
Pilihan antara Data Driven dan Design Driven bergantung pada beberapa faktor, termasuk tujuan pengembangan aplikasi, target pelanggan, dan sumber daya yang tersedia. Untuk membuat pilihan yang tepat, penting untuk memahami kebutuhan spesifik bisnis dan mempersiapkan setiap faktor penentu utama pada aplikasi.
Komponen pendukung dari masing-masing metode:
Data Driven Development:
- Memanfaatkan data kuantitatif dan metrik untuk mengamati pola, perilaku pengguna, dan area optimasi.
- Mendorong perubahan iteratif berdasarkan umpan balik real-time dan evaluasi kinerja.
- Mendorong pengambilan keputusan berbasis bukti dengan mengurangi kemungkinan bias subjektif.
Design Driven Development:
- Menekankan empati pelanggan, kreativitas, dan tampilan yang menarik untuk meningkatkan keterlibatan dan kepuasan pelanggan.
- Mengedepankan inovasi dan pembeda yang membantu menekankan pengalaman pelanggan yang unik dan tepat sasaran.
- Memprioritaskan standar desain berpusat pada pengguna yang berupa antarmuka yang intuitif dan ramah pengguna.
Design Driven Development menghasilkan objek yang memprioritaskan desain dan estetika pelanggan. Dengan fokus pada standar desain yang umum dan empati pelanggan, pendekatan ini dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, meningkatkan nilai brand, dan membedakan interaksi menarik dari pesaing.
Sementara itu, Data Driven Development memungkinkan tim untuk membuat keputusan berdasarkan pengalaman kuantitatif. Dengan memanfaatkan audit data dan metrik kinerja, organisasi dapat mengoptimalkan tampilan produk, meningkatkan keterlibatan pelanggan, dan mendorong pertumbuhan produk melalui teknik inovatif.
"Data-driven development fosters a culture of experimentation and continuous improvement, enabling organizations to iterate quickly and adapt to evolving market demands."
"Sprint: How to Solve Big Problems and Test New Ideas in Just Five Days" oleh Jake Knapp, John Zeratsky, dan Braden Kowitz.
Singkatnya, menemukan kombinasi yang sempurna antara Data Driven dan Design Driven adalah suatu keharusan untuk tujuan yang dapat mengembangkan inovasi produk. Proses berbasis data memberikan informasi berharga mengenai perilaku pelanggan dan pengukuran kinerja, sementara langkah berorientasi desain memastikan bahwa produk standar, terkunci, dan berpusat pada pengguna. Dengan menggabungkan metode dari kedua pendekatan, organisasi / perusahaan dapat memberikan produk yang menarik serta beresonansi dengan pelanggan, mendorong perkembangan, dan memfasilitasi bisnis secara kuantitatif.